Minggu 23 September 2012 pukul 4:30 am waktu menunjukkan masih pagi dan udara masih dingin membuat aku malas bangun untuk melalukan aktivitas olahraga dengan bersepeda ontel setiap hari minggu sekaligus untuk menambah koleksi pemotretan gambar. Karena saat2 itulah untuk pengambilan gambar sangat bagus dan tidak banyak orang berlalu-lalang serta cahaya matahari tidak terlalu banyak masuk ke kamera.
Bunyi alarm jam weker kecil yang biasa nongkrong di atas meja mulai berdering serta alarm cell-phone pun berdering bak berlomba mengeluarkan suara yang memekakan telinga orang tidur, dengan ringtone Deep Purple alarm itu terus mengalun bak petir disiang bolong aku terbangun dengan mata yang masih merem-melek.
Dengan jalan ogah-ogahan aku menuju kamar mandi kecil yang satu paket dengan kamar tidur, ku buka kran air untuk membasuh wajah dan menggosok gigi. Aku bangunkan suami untuk bersiap-siap berangkat hunting obyek di sekitar kota Surabaya.
Sepatu aku siapkan dan jaket serta topi plus kacamata hitam tak lupa membawa sunblock kulit wajah untuk menghindari terik panas atau silau kena sinar matahari waktu dalam perjalanan jika pulang agak kesiangan.
Perlengkapan lain berikutnya seperti biasa tak lupa kusiapkan antara lain kamera, tripod, tas kamera, kain pembersih lensa (Micro Fiber), tas pinggang kecil untuk menyimpan seperti lens cap serta dompet atau Hp, tas tripod, kunci untuk sepeda ontel jika mau parkir sewaktu-waktu, botol air mineral dan obat-obatan.
Sepeda ontel yang tergantung di dinding garasi aku turunkan untuk mengecek kondisi ban angin, jika kurang angin tugas suami yang untuk mengisi setiap roda sepeda agar di perjalanan tidak berat saat mengayuh.
Jarak dari rumah ketempat tujuan kurang-lebih menempuh waktu 2 jam lamanya, setelah sampai tujuan aku dan suami mencari tempat untuk menyetting ulang kamera dengan mengecek stabilizer dan lens lock karena aku menggunakan lensa sapu jagad dengan focal length 18-200mm yang sangat berat dan kamera yang aku gunakan Canon Eos 600D.
Jarang aku menggunakan lensa kit defaultnya Canon sendiri karena aku lebih suka memotret outdoor dengan lensa sapu jagad (lensa all around) tanpa harus ribet bolak-balik mengganti lensa.
Ada banyak obyek2 peninggalan kolonial Belanda dan obyek2 yang menarik lainnya di kota Surabaya kalau kita bisa jeli dengan kepekaan shooting angle yang lumayan bagus kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan tak kalah dengan Photography proffesional.....hehehe.
Tapi kebanyakkan aku kesulitan untuk anglenya, banyak hasil jepretan yang aku dapat tapi banyak pula yang hasilnya tidak sesuai dengan keinginan pada akhirnya banyak hasil jepretan yang aku deleted.
Kalau dari suami dia orangnya sangat patient sekali dalam hal apapun, dia taken apapun obyek yang ia lihat selama itu enak di lihat dalam persepsinya.
Kadang aku tidak banyak mengandalkan feature2 yang ada dikamera sebab jika dalam situasi yang suddenly mau tidak mau toh akhirnya aku menggunakan default settingannya kamera sendiri dengan Mode Manual, auto white/balance, tapi aku setting ulang untuk ISO (pencahayaan) serendah mungkin karena pengambilan gambar di pagi hari tidak membutuhkan banyak cahaya masuk ke lensa.
Kota Surabaya dalam kacamata saya sangatlah unique dan banyak obyek yang tersembunyi di balik gemerlapnya kota Surabaya sebagai Ibukota kedua terbesar di Indonesia.
Potret kota Surabaya dengan jepretan ala kadarnya .... hehehe ^_^ !''
|
Empire Palace gedung ini difungsikan sebagai hotel dan gedung serbaguna, lokasi berada di jalan Blauran Surabaya
|
|
DE JAVA SCHE BANK
|
|
Orang menyebutnya Gedung Cerutu karena mirip dengan Cerutu
|
|
Empire Palace gedung ini difungsikan sebagai hotel dan gedung serbaguna, lokasi gedung terletak di Jalan Blauran kota Surabaya
|
|
Pos pengawasan di Pelabuhan Perak Surabaya
|
|
Gedung Internatio ini peninggalan kolonial Belanda, lokasi di Jembatan Merah Surabaya
|
|
Gedung Intiland di fungsikan sebagai perkantoran dengan arsitek Amerika "PAUL RUDOLF''
|
|
Bangunan peninggalan kolonial Belanda yang sudah tidak difungsikan lagi kondisinya sangat memprehatinkan, lokasi berada di Jembatan Merah Surabaya
|
|
Bangunan zaman kolonial yang sudah tidak terawat dan banyak tumbuh ilalang, lokasi berada di Jalan Bubutan Surabaya
|
|
Penjara Kalisosok sisa2 peninggalan zaman kolonial Belanda yang sudah tidak difungsikan lagi, lokasi berada di Jembatan Merah Surabaya
|
|
Dermaga Pelabuhan Perak Surabaya
|
|
Gedung Cerutu peninggalan kolonial Belanda tepat di sudut jalan raya, Lokasi berada di Jembatan Merah Surabaya
|
|
Gedung Intiland karya arsitek Amerika Paul Rudolf , lokasi di keputran Surabaya
|
|
Kapal Ferry alat transportasi untuk penyeberangan antara pulau Jawa & Madura di Pelabuhan Perak Surabaya
|
|
Kapal pengangkut barang2 di Pelabuhan Perak Surabaya
|
|
Kapal2 Ferry yang sedang bersandar di Pelabuhan Perak Surabaya
|
|
Kapal2 besar pengangkut barang yang sedang bersandar di Pelabuhan Perak Surabaya
|
|
Para penikmat wisata Sungai Kalimas diSurabaya
|
|
Monumen Pers Perjuangan Surabaya
|
Semoga pemerintah kota Surabaya lebih peduli dalam menjaga dan merawat benda2 atau bangunan peninggalan sejarah dalam masa penjajahan agar tetap terlihat indah dalam keaslihannya. Sehingga kita bisa bangga memiliki kota terbesar kedua di Indonesia dan bisa mengundang lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengangkat nama kota Surabaya ke dunia Internasional.