Berburu Foto di kota Sidoarjo

Sabtu 29 September 2012, Di sore hari pukul 3:30 pm dengan menambah aktivitas lain aku dan suami mencoba hunting di kota Sidoarjo dengan harapan menemukan obyek yang bagus dalam pengambilan foto.
Dengan sengaja melewati kawasan tempat pemancingan dan sekaligus berfungsi sebagai tambak ikan tak banyak para penikmat fisherman yang ada waktu itu karena sudah pada pulang.  Kesempatan inilah yang aku gunakan untuk pengambilan gambar dengan harapan menemukan shooting angle dengan latar belakang yang quite tanpa banyak pengunjung berlalu-lalang dan juga areanya sudah terlihat bersih setelah para pekerja pembersih pemancingan mengangkuti sampah2 yang masuk ke dalam kolam ikan.

Di ufuk barat matahari mulai terlihat condong seakan2 berpamitan dengan meninggalkan sisa-sisa sinarnya dan akan tergantikan oleh sang rembulan. Kucoba ambil kamera dan seperti biasa ku setting ulang dengan mode landscape, reflections sinar Matahari yang langsung memantul ke kolam pemancingan begitu sangat indah just awesome.

Warna gradasi sinar Matahari yang kemilau seperti keemasan serta kemerahan yang memadu padankan begitu memukau membuat aku spontan berteriak wowwww stunning capture. Moment seperti inilah yang aku suka dengan bantuan sinar Matahari dan menghasilkan gambar penuh dengan sky colors yang menakjubkan.

Disekeliling tempat pemancingan ada beberapa rumah penduduk setempat dan pondok2 kecil untuk para fisherman, dengan tatanan layout seadanya membuat suasana di lokasi tersebut terkesan sangat welcome tidak ada pagar atau dinding pembatas disekeliling area pemancingan, seakan-akan tempat tersebut tidak mengkhususkan untuk para fisherman saja melainkan untuk pengunjung lain walau hanya melihat-lihat saja.

Setelah puas dalam pengambilan foto aku dan suami melanjutkan hunting obyek yang lain dengan mengitari lokasi tak jauh dari tempat pemancingan aku lihat ada banyak orang-orang bergerombolan menonton para nelayan menangkap ikan dengan peralatan seadanya hanya berbekal selembar kayu papan less-then ukuran 20cm x 50cm para nelayan mencoba menggiring ikan-ikan kecil dengan kayu papan karena kolam tersebut tidak terisi air hanya berisi lumpur basah dan ikan-ikan kecil yang menggelepar-nggelepar kekurangan air.

Para istri-istri nelayan setia mendampingi suami-suami mereka dengan menggendong anak-anaknya sambil berteriak-teriak.

"Pak, pak , pak  di foto !" teriak istri2 mereka dengan antusias.

"Wah isok kobong fotone!'' dengan bahasa jawa artinya nanti fotonya hangus !'' jawab suami mereka dengan joke2 kecilnya. Terlihat mereka begitu menikmati pekerjaannya.

Aku pun tersenyum lebar melihat keluguan mereka yang membuat aku kagum akan kewajaran tindak-tanduk mereka.

Hari pun semakin gelap aku dan suami langsung melanjutkan perjalanan ke arah tanpa planning, ada sebuah bangunan dengan design unique  ku suruh suami untuk menghentikan laju kendaraannya aku turun dari kendaraan dan masuk ke pematang sawah aku dekati ada sebuah bangunan  terlihat elegant dengan simple design, bangunan tersebut tak lain adalah gerbang Tol Bandara Juanda Surabaya.

Kelelahan pun terasa di sekujur tubuh terpaksa aku dan suami langsung pulang karena besok harus melanjutkan hunting lagi dan berangkat di pagi-pagi sekali dengan bersepeda ontel menuju sisi lain kota Sidoarjo.

Dihari esoknya Minggu 30 September 2012 untuk melanjutkan perburuan pukul 4:30 am sebelum alarm bunyi aku telah bangun dan langsung menyiapkan kebutuhan pemotretan gambar antara lain Tripod + bag, kamera + bag, baterai already charged, Memory card, sunblock, sunglasses, tas pinggal kecil dan Kain micro fiber untuk menjaga kebersihan lensa dan Lcd. Suami pun juga menyiapkan sepeda ontelnya dan memompa sedikit angin disetiap roda ban.

''Inilah potret  kota Sidoarjo dengan pemburu Jepreter amatir.... hehehe ^_^ !''

1349005365627993454
Sunrise taken photo di atas flayover Sidoarjo
1349005468659974488
Fisherman
13490055401299910429
Perahu-perahu nelayan yang sedang ditambatkan
Di lokasi Kalanganyar Sidoarjo
13490056701458318016
Tambak-tambak garam di Kalanganyar Sidoarjo
1349006202468738494
Lampu jalan raya di atar Flyover di Sidoarjo
13490062951222960407
Event Funbike 30 September 2012
1349006423304233526
Sunrise dan awan putih yang membentuk burung yang sedang terbang
lokasi di atas flyover Sidoarjo
1349006553697326319
Funbike Di sidoarjo 30 September diresmikan oleh Bapak Bupati Sidoarjo
13490066801972713605
I love this sky colors
1349011567305393057
Gerbang tol Bandara Juanda
13490116931528295523
Kuburan Kalanganyar di Sidoarjo
13490117832084025147
Pondok-pndok pemancingan di Kalanganyar Sidoarjo
13490134051750250789
Tambak garam di Kalanganyar Sidoajo
13490140421291823106
Kincir angin alat pemompa air untuk mengairi tambak-tambak garam
di kalanganyar Sidoarjo
13490214991271465966
Para pekerja tambak garam
13490216731283363074
Pangkalan TNI AL
1349027070265469181
Rawa pesisir sungai di Kalanganyar Sidoarjo
13490216192197140451349027274310971587[/
Begitu mamasuki Gor Sidorjo dengan tak sengaja berbarengan dengan Event Funbike yang diresmikan oleh Bapak Bupati Sidoarjo, dan banyak funbikers yang antusias mengikuti event ini. Ku sempatkan mengambil foto dan jepret sana-sini  untuk menambah koleksi pribadi. Banyak foto yang di taken dan banyak pula yang aku deleted karena tidak pas untuk shooting anglenya.

Semoga event-event Funbike seperti ini disetiap penjuru kota di Indonesia sering diadakan untuk memotivasi masyarakat mencintai olahraga dan menyehatkan bangsa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menjelajahi kota Surabaya dengan bersepeda ontel

Minggu 23 September 2012 pukul 4:30 am waktu menunjukkan masih pagi dan udara masih dingin membuat aku malas bangun untuk melalukan aktivitas olahraga dengan bersepeda ontel setiap hari minggu sekaligus untuk menambah koleksi pemotretan gambar. Karena saat2 itulah untuk pengambilan gambar sangat bagus dan tidak banyak orang berlalu-lalang serta cahaya matahari tidak terlalu banyak masuk ke kamera.

 Bunyi alarm jam weker kecil yang biasa nongkrong di atas meja mulai berdering serta alarm cell-phone pun berdering bak berlomba mengeluarkan suara yang memekakan telinga orang tidur, dengan ringtone Deep Purple alarm itu terus mengalun bak petir disiang bolong aku terbangun dengan mata yang masih merem-melek. 

 Dengan jalan ogah-ogahan aku menuju kamar mandi kecil yang satu paket dengan kamar tidur, ku buka kran air untuk membasuh wajah dan menggosok gigi. Aku bangunkan suami untuk bersiap-siap berangkat hunting obyek di sekitar kota Surabaya. 

Sepatu aku siapkan dan jaket serta topi plus kacamata hitam tak lupa membawa sunblock kulit wajah untuk  menghindari terik panas atau silau kena sinar matahari waktu dalam perjalanan jika pulang agak kesiangan. Perlengkapan lain berikutnya seperti biasa tak lupa kusiapkan antara lain kamera, tripod, tas kamera, kain pembersih lensa (Micro Fiber), tas pinggang kecil untuk menyimpan seperti lens cap serta dompet atau Hp, tas tripod, kunci untuk sepeda ontel jika mau parkir sewaktu-waktu, botol air mineral dan obat-obatan.

Sepeda ontel yang tergantung di dinding garasi aku turunkan untuk mengecek kondisi ban angin, jika kurang angin tugas suami yang untuk mengisi setiap roda sepeda agar di perjalanan tidak berat saat mengayuh. 

Jarak dari rumah ketempat tujuan kurang-lebih menempuh waktu 2 jam lamanya, setelah sampai tujuan aku dan suami mencari tempat untuk menyetting ulang kamera dengan mengecek stabilizer dan lens lock karena aku menggunakan lensa sapu jagad dengan focal length 18-200mm yang sangat berat dan kamera yang aku gunakan Canon Eos 600D. 

Jarang aku menggunakan lensa kit defaultnya Canon sendiri karena aku lebih suka memotret outdoor dengan lensa sapu jagad (lensa all around) tanpa harus ribet bolak-balik mengganti lensa. Ada banyak obyek2 peninggalan kolonial Belanda dan obyek2 yang menarik lainnya di kota Surabaya kalau kita bisa jeli dengan kepekaan shooting angle yang lumayan  bagus kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan tak kalah dengan Photography proffesional.....hehehe. 

Tapi kebanyakkan aku kesulitan untuk anglenya, banyak hasil jepretan yang aku dapat tapi banyak pula yang hasilnya tidak sesuai dengan keinginan pada akhirnya banyak hasil jepretan yang aku deleted. Kalau dari suami dia orangnya sangat patient sekali dalam hal apapun, dia taken apapun obyek yang ia lihat selama itu enak di lihat dalam persepsinya. 

Kadang aku tidak banyak mengandalkan feature2 yang ada dikamera sebab jika dalam situasi yang suddenly mau tidak mau toh akhirnya aku menggunakan default settingannya kamera sendiri dengan Mode Manual, auto white/balance, tapi aku setting ulang untuk ISO (pencahayaan) serendah mungkin karena pengambilan gambar di pagi hari tidak membutuhkan banyak cahaya masuk ke lensa. 

Kota Surabaya dalam kacamata saya sangatlah unique dan banyak obyek yang tersembunyi di balik gemerlapnya kota Surabaya sebagai Ibukota kedua terbesar di Indonesia.


Potret kota Surabaya dengan jepretan ala kadarnya .... hehehe ^_^ !'' 


13484647881034471913
Empire Palace gedung ini difungsikan sebagai hotel dan gedung serbaguna,
lokasi berada di jalan Blauran Surabaya
1348464965242509162
DE JAVA SCHE BANK
13484650612119111989
Orang menyebutnya Gedung Cerutu karena mirip dengan Cerutu
13484651531480162375
Empire Palace gedung ini difungsikan sebagai hotel dan gedung serbaguna,
lokasi gedung terletak di Jalan Blauran kota Surabaya
13484651981945758086
Pos pengawasan di Pelabuhan Perak Surabaya
13484653071798088153
Gedung Internatio ini peninggalan kolonial Belanda,
lokasi di Jembatan Merah Surabaya
13484653601742713517
Gedung Intiland di fungsikan sebagai perkantoran
dengan arsitek Amerika "PAUL RUDOLF''
134846541716279676
Bangunan peninggalan kolonial Belanda yang sudah tidak difungsikan lagi
kondisinya sangat memprehatinkan, lokasi berada
di Jembatan Merah Surabaya
1348465476811348292
Bangunan zaman kolonial yang sudah tidak terawat
dan banyak tumbuh ilalang, lokasi berada di Jalan Bubutan Surabaya
13484655652032317216
Penjara Kalisosok sisa2 peninggalan zaman kolonial Belanda
yang sudah tidak difungsikan lagi, lokasi berada di Jembatan Merah Surabaya
1348465631890853291
Dermaga Pelabuhan Perak Surabaya
1348465693236840730
Gedung Cerutu peninggalan kolonial Belanda tepat di sudut jalan raya,
Lokasi berada di Jembatan Merah Surabaya
13484657641265009942
Gedung Intiland karya arsitek Amerika Paul Rudolf ,
lokasi di keputran Surabaya
13484658311457406997
Kapal Ferry alat transportasi untuk penyeberangan antara
pulau Jawa & Madura di Pelabuhan Perak Surabaya
134846588878569756
Kapal pengangkut barang2 di Pelabuhan Perak Surabaya
13484659441405360674
Kapal2 Ferry yang sedang bersandar di Pelabuhan Perak Surabaya
1348466000409590299
Kapal2 besar pengangkut barang yang sedang bersandar
di Pelabuhan Perak Surabaya
13484660591054491591
Para penikmat wisata Sungai Kalimas diSurabaya
1348466115737444359
Monumen Pers Perjuangan Surabaya

Semoga pemerintah kota Surabaya lebih peduli dalam menjaga dan merawat benda2 atau bangunan peninggalan sejarah dalam masa penjajahan agar tetap terlihat indah dalam keaslihannya.  Sehingga kita bisa bangga memiliki  kota terbesar kedua di Indonesia dan bisa mengundang lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengangkat nama kota Surabaya ke dunia Internasional.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berfantasi mendaki Kawah Ijen.

Kamis 23 Agustus 2012 di pagi buta aku dan suami mulai berangkat dengan tujuan ke kawah Ijen Banyuwangi masuk lewat Bondowoso. Dengan perbekalan apa adanya (terpenting bawa uang) serta kamera yang sudah aku siapkan sejak jauh hari untuk pengambilan gambar. Tujuan aku kesana di samping untuk melatih kepekaan dalam hal photography juga vacation.

Sengaja aku dan suami tidak menggunakan mobil pribadi lantaran akses menuju kesana sangat sulit di tempuh dengan tipe kendaraan tertentu. Di pagi buta pukul 04:30 am aku sudah menuju ke terminal Purabaya dengan tujuan Probolinggo, tujuan langsung ke Bondowoso jarang ready jadi terpaksa harus oper beberapa kali.

Sampai di Probolinggo pukul 6:30 am, perut tak bisa di tahan karena lapar minta untuk sarapan. Maklum waktu berangkat terlalu pagi tak biasa untuk sarapan. Teh manis hangat pun datang dengan nasi rames khas jawa timur. Selesai mengisi perut langsung tanya ke petugas terminal jurusan ke Bondowoso datang jam berapa ? jawabnya 2 jam lagi setelah di tunggu2 bus pun tidak kunjung datang akhirnya petugas terminal memberi tahu "naik bus jurusan ke Besuki lalu oper lagi aja ke tujuan Bondowoso."

Dalam waktu 2 jam aku sampai ke terminal Besuki dan tanya langsung ke petugas terminal Besuki jurusan Bondowoso katanya " 2 jam lagi bus akan datang !" keraguan pun tak bisa di bendung aku dan suami memutuskan untuk cari alternatif kendaraan lain yaitu mini bus. Dapatlah aku mini bus yang sudah terisi penuh dengan penumpang lain, alangkah terkejutnya aku melihat kondisi body kendaraan mini bus tersebut yang notabene tidak layak jalan, tetapi karena diburu waktu terpaksa naik. Doa pun tak henti2nya aku panjatkan,  karena akses menuju ke sana melewati pegunungan dan banyak jurang sedangkan sang driver dengan begitu berani dan PD dalam mengendarai........ " Oh Tuhan aku tak mau mati konyol ".

Sesampai di terminal Bondowoso aku langsung naik mini bus lagi. tanya sana-sini ada sang sopir memberitahu kalau langsung ke Paltuding perorang 100 ribu tetapi kalau berhenti di Sempol 50 ribu. Akhirnya aku dan suami gak mau ribet langsung ke Paltuding 100 ribu,  perjalanan pun di lanjutkan dengan melewati jurang dan pegunungan , yang sangat menyedihkan akses menuju Sempol infrastrukturnya rusak parah hampir 4 kilometer dan banyak aspal yang mengelupas sangat dalam seperti mengendarai offroad. Paltuding itu tempat yang paling dekat dengan kawah Ijen di situ langsung ada penginapan dan penginapannya relatif murah hanya 100 ribu. Itupun kebagian yang terakhir.

Sampai di paltuding memakan waktu 3 jam karena sang supir harus mengantar bahan makanan berupa tahu, telur, minyak, dan BBM. Sesampai di penginapan Paltuding pukul 4:30 pm, begitu capeknya dari perjalanan langsung aja aku merebahkan diri untuk istirahat sambil tidur2an karena tidak bisa tidur nyenyak udara disekitar sangat dingin hingga menusuk tulang, jaket tebal hingga rangkap dua terpaksa aku pakai kalau tidak ingin badan membeku.

Orang2 setempat memberi tahu kalau mau naik gunung sekitar pukul 03:00 am pagi karena tidak banyak asap yang keluar dari kawah Ijen. Dalam tidur aku selalu terjaga untuk melihat jam tangan menunjukkan pukul berapa. Tak lama kemudian aku mendengar suara di luar ada rombongan yang baru datang sekitar pukul 02:00 am yang akan langsung naik ke kawah Ijen.

Aku dan suami akhirnya memutuskan untuk berangkat juga sekitar pukul 2:30 am pagi buta. Perlengkapan tak lupa aku siapkan antara lain kamera, tripod, senter, makanan kecil (coklat dan air putih) dan masker penutup hidung serta sleyer ( selendang untuk penghangat leher).

Dalam pendakian aku dan suami semangat sekali untuk segera sampai di puncak, tetapi dalam pertengahan pendakian napasku mulai tersengal2 oleh dinginnya dan bau belerang yang mulai menyengat hidung dan tenggorokkan terasa kering. Beberapa kali meludah dan pening di kepala mulai muncul. Emosi pun mulai tak terbendung lagi sering keluar kata2 serapah hingga memicu emosi.

Hampir napas ini seperti mau lepas dari ubun2 tetapi karena rasa penasaran yang menggelayuti pikiran dan aku lihat banyak pendaki lainnya juga tak kenal menyerah, aku pun tidak mau down begitu saja,  aku melanjutkan lagi pendakian walau sering berhenti untuk istirahat sejenak untuk mengatur pernapasan supaya sampai hingga ke puncak.

Pukul 5:30 am aku dan suami sampai ke puncak di situ sudah banyak pendaki lain yang lebih dulu sampai. Aku dan suami istirahat sebentar sambil membuka bekal makanan coklat dan minum air putih.

Sunrise pun mulai muncul di ufuk timur yang memancarkan sinar yang begitu kemilau, aku siapkan kamera dan tripod untuk shooting angle yang terbaik.


Ini lah hasil jepretan yang bingung mencari shooting angle terbaik....lol ^_^


13459516651515840232
The death trees

134595193788248611
The Indonesia Flag on Ijen Crater
1345952081740936633
Smoke on Ijen Crater
13459521361833630347
Me & Inkha from Czechoslovakia on the Ijen crater.
13459524083307039
To much high
13459527522004906960
Incredible high
1345952870508157576
Part of Ijen crater
13459529401571155685
Like the great china wall
1345953028776031355
the smell of sulfur fumes
13459531621252259725
Love the view
13459532101411249485
" What the hell is that ? ''
134595327763126300
A have nice day with another peoples from France and Poland
13459533841164362788
When tired coming so i take a bit rest
1345953449481042140
Down jump or you'll burn
13459535141376287157
Incredible mountain
1345953580922113029
I am standing to looking great shooting angle
1346024282839415042
Brink of death
1346024338255614782
I preparing to using tripod
134602440199872146
I'm so much happy, thankful God 4 U did b4
1346024536121605034
She was enjoying the view
13460245951827085950
Look amazing
13460246971507288173
My tripod & bag
13461552171603357185
Me & husband

Setelah semua pendakian tercapai aku langsung balik pulang dengan kendaraan ojek milik penduduk setempat dengan biaya 50 ribu perorang ke tujuan Sempol, karena hanya transportasi berupa ojek aja yang ada di kawasan Kawah Ijen.

Sampai di Sempol, berganti kendaraan yang akan menuju terminal Bondowoso datangnya pukul 3:00 pm sore hari sedangkan aku sampai di situ sekitar pukul 12:00 am terpaksa menunggu tiga jam lamanya, tetapi setelah waktu yang ditunggu telah melewati batas ternyata tidak kunjung datang terpaksa menumpang kendaraan pick up (bak terbuka) yang baru saja mengirim pesanan sepeda motor baru ke Puskesmas di desa itu.  Ada seorang ibu pemilik warung memberitahu ke sopir pick up tersebut untuk mau mengantar kami sampai di terminal Bondowoso dengan ongkos 20 ribu perorang. Ternyata yang menumpang ke mobil pick up itu tidak hanya aku dan suami  tetapi bersama penumpang yang lain dari penduduk setempat desa itu.

Aku rasakan kenikmatan tersendiri dengan menumpang kendaraan terbuka dengan biaya 20 ribu perorang bersama penduduk asli setempat ( i'm so have fun) beberapa kali sang driver memberi tumpangan didepan bersama supir tetapi aku lebih memilih duduk di bak terbuka seperti suporter sepak bola. Sangat di sayangkan transportasi yang menuju balik ke  terminal Bondowoso jarang ready.

Semoga pemerintah daerah Bondowoso lebih memfasilitasi kekurangannya. Dan diharapkan lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung serta menambah income untuk perekonomian masyarakat setempat.http://www.flickr.com/photos/shanty_rof/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS