Mengenang Pantai Ngliyep dengan kamera

Berlibur dikota Malang memang mengasyikkan banyak tempat wisata pantai yang bertebaran dikota tersebut, hingga membuat aku selalu rindu untuk datang mengunjunginya. Betapa indah akan suasana pantai disaat pikiran penat oleh aktivitas yang membosankan dan menjenuhkan.

Seperti Pantai Ngliyep misalnya bak tinggal disurga dengan hamparan pasir putih yang membentang ditepian pantai. Pantai Ngliyep terletak dikecamatan Donomulyo, 62 km arah selatan dari kota Malang yang sejuk dan menyuguhkan panorama pantai yang indah tidak kalah dengan pantai yang ada diluar negeri. Kenapa kita mesti jauh-jauh harus keluar pulau atau keluar negeri hanya untuk menikmati pantai yang bersih dan indah.

Pantai Ngliyep yang terletak di Samudera Indonesia ini menyuguhkan pasirnya yang putih dan gemuruh ombak yang silih berganti memecahkan suasana disaat malam tiba. Berjemur di atas pasir yang putih membuat saya lebih bebas berekspresi dan saat itu tidak banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berlibur di pantai tersebut.

Katanya setiap tanggal 14 bulan Maulud dalam penanggalan Jawa, diadakan upacara Labuhan yang artinya memberikan sajian ke laut yang memberikan makna ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memanjatkan doa-doa. Dalam upacara tersebut ada penyajian pengorbanan kepala kambing untuk Kanjeng Ratu Pantai Laut Selatan.


Suasana yang sepi dipantai Ngliyep seakan-akan pantai itu milik saya pribadi karena tak seorang yang datang karena waktu itu hari kerja, sengaja mencari waktu dan tempat yang tepat hanya untuk sebuah pemotretan. Kalau ambil waktu libur jelas aku tidak bisa mengambil suasana pantai yang benar-benar sepi dan bersih.

Banyak tulisan berbunyi " Dilarang mandi atau berenang di pantai " karena ombaknya yang terkenal sangat tinggi, tulisan tersebut sengaja ditempelkan dibeberapa batang pohon besar untuk mengingatkan para pengunjung yang tidak tahu kondisi ombak dipantai Ngliyep yang terkenal dengan arus ombaknya yang kencang.

Sebenarnya aku tidak ada rencana untuk hunting foto sampai keluar kota, karena bertepatan dengan acara tunangan keponakan jadi daripada balik pulang ke rumah sedangkan waktu masih panjang. Jadi aku putuskan lanjut ke luar kota tanpa ada schedule yang direncanakan sambil mengendarai mobil dalam perjalanan terlintas dibenakku "kenapa gak coba datang di pantai Ngliyep!" 

Aku dan suami akhirnya sepakat untuk lanjut ke Malang yaitu tujuan Pantai Ngliyep. Sampai dipantai Ngliyep tengah malam dan pintu gerbang atau portal yang biasa dijaga oleh petugas panarik karcis sudah tidak ada, tetapi gerbang portalnya tetap dibuka sehingga aku langsung masuk tanpa bayar.

Ditengah gelapnya malam aku terus melaju tanpa berhenti dan rasa ingin segera beristirahat, dikejauhan terlihat lampu masih menyala dari berberapa warung yang masih buka mungkin mereka buka 24 jam untuk melayani para nelayan yang sengaja mencari kehangatan secangkir kopi.

Aku turun dari mobil dan mendatangi sebuah warung untuk menanyakan tempat peristirahatan atau cottage, langsung saja keluar seorang bapak tua dengan tergopoh-gopoh memasang sarungnya. Dengan nada yang sopan bapak tersebut menunjukkan arah tempat penginapan dan katanya "disana nanti ada petugas jaga!'' dengan mengucapkan terima kasih kepada bapak tersebut aku langsung tanjap gas dan berputar balik arah.

Didepan kamar penginapan atau cottage ada seorang penjaga bapak setengah baya dengan membawa senter. Suamiku turun dari mobil menanyakan sewa kamar, dan bapak penjaga tersebut menunjukkan salah satu kondisi kamar.

Setelah suamiku tanya panjang lebar, ia kembali ke mobil dan memberitahuku bahwa kamarnya ada dengan harga 75 ribu perkamar .... " Wowww that great!'' jawabku penuh curiga. Kembali suamiku memberitahuku bahwa kamarnya tidak ada listrik hanya menggunakn lilin...... "Oh my God!'' jawabku kembali lemas. Tetapi karena waktu sudah malam dan aku kelelahan dalam perjalanan mau tidak mau akhirnya kami check in.

Aku datang ke pantai Ngliyep memang bukan mencari penginapan mewah tetapi mencari panorama yang indah di lokasi tersebut yang membuat aku mengesampingkan hal-hal yang tidak layak. Aku hanya bersyukur masih ada tempat penginapan untuk beristirahat, kalau aku mau kembali menengok orang-orang bule dalam pengambilan foto ditengah hutan dan menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya di tengah hutan hanya untuk sebuah dokumentasi tanpa ada fasilitas yang memadai seperti home stay, cottage or something else.

Pagi telah menjelang dan matahari sudah muncul diufuk timur bergegas aku menyiapkan perlengkapan kamera dan tripod. Dengan bertelanjang kaki aku dan suami menenteng perlengkapan kamera sambil menyetting ualng mode yang akan dipakai untuk disesuaikan dengan pemotretan, dalam perjalanan diatas pasir aku terus menggaruk-garuk kaki karena ada rasa gatal tak tertahankan tapi kubiarkan saja karena lebih asyik mengambil gambar.

Dan tak lama kemudian kulihat kaki suamiku bentol-bentol kecil berwarna merah, akupun dengan cepat melihat kondisi kakiku ternyata sama, penduduk setempat menamai binantang tersebut " Cireng " sejenis makhluk kecil seperti nyamuk. Memang kami tidak mempersiapkan perlengkapan untuk pelindung kulit, biasanya kalau ada rencana mau ke pantai pasti perlengkapan seperti sunblock atau sunscreen selalu ready. Sampai kembali pulang kerumah dalam beberapa hari bekas bentol-bentol kecil berwarna merah masih ada hingga 7 hari baru hilang dengan rajin memberi lotion untuk perawatan kulit setiap hari.

Suasana hangat menyambutku dengan hamparan lautan yang lepas dan bebas, inilah oleh-oleh hasil perjalanan indah dipantai Ngliyep.


















IN ENGLISH LANGUAGE :

Vacationing in the city of Malang is fun many tourist attractions that dot the coast of the city, which made me always want to come visit. How beautifully the atmosphere of the beach when the mind exhausted by a tedious activity and saturate.

As such Ngliyep Coast basin live in heaven with white sand beaches stretching ditepian. Ngliyep beach located dikecamatan Donomulyo, 62 km south of the city of Malang is cool and offers panoramic views no less beautiful beach with a beach that is outside the country. Why do we have to be out the way the island or out of the country just to enjoy the beaches clean and beautiful.

Ngliyep beach located on Ocean Indonesia presents its white sand and the waves roaring successive solving atmosphere when night falls. Sunbathing on the white sand that makes me more freedom of expression and is not a lot of local and foreign tourists who vacation at the beach.

He said every 14 months Maulud in the Javanese calendar, which means that a ceremony was held Labuhan give offerings to the sea that gives meaning to words of gratitude to God Almighty, and say your prayers. During the ceremony there was the presentation of the sacrifice of a goat's head to Kanjeng Queen of the South Sea.


The atmosphere is quiet shore beach Ngliyep as if it belonged to me personally because no one came because it was a weekday, deliberately seek time and the right place just for a photo shoot. If you take time off obviously I can not take the atmosphere of the beach is really quiet and clean.

Many writing reads "No bathing or swimming at the beach" because the waves are known to be very high, the writing is intentionally placed several large trees to remind the visitors who do not know Ngliyep shore wave conditions are known for the strong flow of the waves.

Actually I had no plans to get out of town hunting, because it coincided with the show's nephew's fiance so rather than return home, while still a long time. So I decided to go out of town without a planned schedule while driving a car on the way crossed dibenakku "why not try to come on shore Ngliyep!"

Me and my husband finally agreed to go to Malang is Ngliyep beach destination. Until midnight Ngliyep shore and a gate or portal commonly guarded by panarik tickets are gone, but the gates remain open portal so I went straight in without paying.

Amid the darkness of the night I kept going without stopping and feeling like get some rest, distant visible light was still on from couple of stalls that were open they might be open 24 hours to serve the fishermen who deliberately seek the warmth of a cup of coffee.

I got out of the car and went to a shop to ask for a resort or a cottage, just off an old man hurriedly put the holster. With a polite tone father showed towards the inn, and he said "there will be a guard there!'' The father thanked the gas and I immediately tanjap rewinding direction.

In front of the inn or cottage room there is a guard with a middle-aged father carrying a flashlight. My husband got out of the car asking rent, and the father of one of the guards show room condition.

After my husband asked at length, he returned to the car and told me that her room was at a price of 75 thousand perkamar .... "Wowww that great!'' I said suspiciously. Return my husband told me that his room is not there just to use your electric candles ......" Oh my God!'' I replied again limp. But because of the time it's late and I'm exhausted in the course inevitably end we checked.

I came to the beach Ngliyep did not seek luxury inn but find beautiful panoramas on the site that made me put aside the things that are not worth it. I'm just thankful there are still places inn to rest, if I'm going back to see people taking pictures in the middle of Caucasians in the woods and spend months or even years old in the woods just to the documentation without adequate facilities such as home stay , cottage or something else.

Morning has come up before and the sun was setting I hurried east diufuk camera gear and a tripod. I was barefoot and carrying camera gear while husband ualng set its mode to be used to suit the shooting, the way the sand I keep scratching my leg because the itch was unbearable but I let it because it is more fun to take pictures.

And soon I saw my husband's leg bumps, small red bumps, I will quickly see the condition of my feet were the same, the locals named the animals were "Cireng" a kind of little critters like mosquitoes. Granted we did not prepare equipment for skin protection, usually when there is a plan to shore would certainly supplies like sunblock or sunscreen is always ready. Until re coming home in a few days the former bumps, small red bumps are still there up to 7 days dissipate diligently giving lotion for skin care every day.

The warm atmosphere greeted with a stretch of ocean off and free gift is a wonderful way shore Ngliyep results.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment